Kamis, 16 Agustus 2012

Dance of Victory


 Part 1



Victory..

Kota kecil yg dipenuhi dengan orang-orang yg memiliki segudang gerakan indah di kepalanya. Mereka cukup melemparkan apa yg ada di isi kepala mereka, ke atas lantai dansa. Hmmm.. Tunggu.. Biar ku ralat kata-kata ku barusan, karena bukan hanya di lantai dansa, tapi dimana saja, sesuka mereka. Ya, Victory City, kota yg penuh dengan orang-orang menari.

Semua orang yg ada di kota ini, terlahir untuk bisa menariii, kecualiiiiiiiiii.......


"Victorrrrrrrrrrr... Sudah berapa kali ku katakan padamu, kalau aku tak suka kau mengambil CD ku tanpa ijin," teriakku dari dalam kamar.

Lantai rumahku terasa bergetar, aku menuruni anak tangga, melangkah dengan perasaan kesal menuju kamar Victor..

"Kembalikan semua CD yg kau ambil dari kamarku!!"
"Aku hanya meminjamnya sebentar Mel.. Aku sedang meremix lagu untuk Dance Revolution Competition yg akan kau ikuti 3 bulan lagi."
"Aku tidak peduli, kau pikir aku akan menggunakan lagu hasil remix mu itu?? Ohhh, jangan bercanda Victor, aku tidak akan memakainya, mendengarkannya saja aku enggan, jadi jangan bermimpi dan hentikan usahamu itu."
"Tapi ini sangat bagus Mel, aku menggabungkan semua lagu dari CD CD yg kau punya, jadi kau pasti akan suka."
"Dengar Victor!!" kataku sambil merampas semua CD milikku yg berserakan di samping komputer bapuknya, "Kau pikir, Aku akan menari solo di kompetisi itu? Jawabannya : Tidak! Aku akan menari bersama tim ku. Jadi percuma kau membuat lagu dari semua CD yg ku punya, karena belum tentu lagu yg ku sukai ini, di sukai oleh tim ku juga. Jadi, lagu yg akan kami pakai nantinya adalah remix dari semua lagu yg kita suka, kau mengerti??" 

Aku beranjak pergi meninggalkan kamar Victor, setelah sekali lagi aku membentaknya tanpa rasa kasihan.

"Melody!!" Teriak Mom, memanggil namaku.
"What?"
"Apa kau bisa bersikap lebih ramah dengan Victor?"
"Jangan salahkan aku Mom, dia yg mencuri CD dari kamarku diam-diam."
"Ia tidak mencurinya darimu, Melody. Ia hanya meminjamnya. Ia sudah ijin denganku, saat kau sedang tak ada di rumah."
"Oh Mom, tetap saja dia salah, seharusnya kan dia meminjamnya dariku, bukan dari Mommy."
"Apapun itu, bukan berarti kau boleh membentaknya, dia kakakmu, Melody!!"

Dan itu bukan pertama kalinya Mom membentakku. Aku menghela nafasku dengan panjang, dan melangkah membelakangi Mommy yg mukanya sudah semerah paprika, karena marah, whatever!!

95 hari lagi, kompetisi besar-besaran akan digelar kembali di Victory City. Semua orang menanti-nantikan hari tersebut, dimana bintang besar akan dipilih. Yg terbaik, akan di agungkan di kota ini.. 
Dan aku, Melody, tentu ingin menjadi 'yg terbaik' tersebut.

...

Sabtu sore, aku berangkat menuju Music Box Street, berada di bagian utara kota Victory, tempat dimana kau dapat menemukan berbagai penari hebat seVictory City. 
Setiap minggu, tim kami berlatih di sana, untuk mendapatkan inspirasi dari penari-penari yg kami temui disana. Tapi, jangan harap kalian bisa minta di ajari oleh salah satu dari mereka, mereka tidak akan ada waktu untuk itu. Semua yg disini, melihat, mempelajari, lalu menarikannya.

Tempat ini memiliki 2 ruang, outdoor dan indoor. Dan di ke 2 ruangan, tersembunyi sebuah speaker besar yg menandungkan irama-irama indah yg akan membuat setiap detak jantung berpacu dalam melodi, dan semua denyut nadi menari. Kenapa ku katakan speaker itu tersembunyi? Karena sampai sekarang, aku tidak tau dimana speaker itu diletakkan, semua terlihat seperti suara yg turun dari langit.

...

Tebak, siapa yg kulihat ada di tengah-tengah keramaian para penari di ruangan outdoor?
Janet bersama tim nya, juara Dance Revolution Competition tahun lalu.

Apa sih yg mereka banggakan dari tim itu? Tim ku bisa jauh lebih baik dari mereka.. Hmm.. Kecuali gerakan poppin mereka. Ya, ku akui merekalah ahlinya gerakan itu..
Dan itu membuatku semakin kesal, iri pada Janet. Dia memang wanita yg serakah, bukan hanya cantik, ia juga kaya dan banyak sekali di puja anak laki-laki di Victory City, sebut saja dia sebagai : Primadona!!

Bukan hanya itu saja, yg paling membuatku iri adalah.....
Ia memiliki seorang kakak laki-laki yg tampan, tinggi dan berkulit putih . Dan jika saja kalian melihat senyumannya itu, BOHONG BESAR, kalau kalian tidak segera dilarikan ke rumah sakit karena mengalami pendarahan hebat dari hidung diikuti seluruh tubuh yg mendadak terasa kaku! Ya, aku memang pernah mengalaminya itu, sungguh memalukan, tapi aku rela mengulangnya kembali.. Haha..

Tappp~

Tepukan sebuah tangan hinggap di pundakku.
"Ohh please Melody, jangan tatapi dia seperti itu, karena aku baru saja menghapus nomor telepon ambulance dari ponselku."
"Ahhh, Amy.. Janet benar-benar membuatku sangat amat teramat iri.."
"Bukankah kau punya kakak laki-laki?"
"Oke, saatnya ganti topik!!"
"Loh, kenapa tiba-tiba mengalihkan pembicaraan. Memang kenyataannya kan, kau juga punya kakak laki-laki, seperti Janet."
"Ia, tapi ini berbedaaaa..."
"Menurutku sama saja.."
"Apanya yg sama?? Dia tidak tampan, tidak tinggi, bahkan tidak bisa memikat satupun wanita, dan yg paling parah dari antara yg terparah adalah dia tidak bisa menari.."
"Tapi itu kan bukan maunya dia.."
"Ya, dan ini juga bukan mauku, memiliki seorang saudara yg cacat. Di Victory, kalau kau tak bisa menari, kau akan menjadi umpatan banyak orang, Amy.."
"Mellll.. Tidak seharusnya kau berbicara seperti itu pada saudaramu sendiri.."
"Whatever Amy, bagaimanapun kau mencoba untuk menghiburku, itu tidak akan berhasil. Yg terpenting saat ini adalah jangan pernah mengungkit dia lagi di hadapanku, karena aku tak ingin semua orang tau, bahwa Melody memiliki seorang saudara laki-laki yg pincang."

...

Aku membetulkan tali tas selempangku, agar tepat dan nyaman berada di sisi kanan pundakku. Aku menghampiri tim ku yg sudah menantiku di ujung ruangan outdoor arah barat. 

"Yes Melody, guess what?? Apa kejutan untukmu hari ini, yg telattt...." kata Rick, leader tim kami, lalu mengangkat tangan kanannya, yg tak pernah absen dari jam tangan biru kesayangannya itu. "10 menitt.."
"Guess who?  Siapa lagi yg menahanku 10 menit lebih lama dari jadwal keberangkatanku hari ini, selain Mommy.."
"Whatever, bukan berarti kau boleh telat kan?"
"Hei Rick, aku kan baru sekali ini telat, kenapa diperdebatkan sih?"
"Fine, kali ini kau mendapat remisi. Next time, kau akan ku hukum."
"Alright, so.. Apa kejutan untukku hari ini?"
"Ady telah selesai meremix lagu yg akan kita gunakan untuk kompetisi nanti. Aku telah mendengarnya, dan telah menciptakan beberapa koreo jumping yg harus kau lakukan secara solo. Gerakan ini, ku namai : Jump Like a Monkey."
"Jump Like a whatt?? Apa tidak ada nama yg lebih bagus dari monkey?? Jump Like a Tiger, like a Kangaroo, like a frog, or whatever yg penting bukan monkey.."
"Sudahlah, ini kan hanya sebuah simbol, tidak usah di pusingkan. Yg penting kau bisa menguasai koreo ini dengan baik, karena kau orang yg tepat untuk melakukan bagian ini."
"Whatever Rick, asal kau tidak menyuruhku untuk menyantap pisang sesaat sebelum bertanding saja."


Bersambung..





Tidak ada komentar:

Posting Komentar