Ada
beberapa hal yang akan mempengaruhi hidup kita.
Buku
yang kita baca, musik yang kita dengarkan, dan film yang kita tonton.
The Pursuit of Happiness, adalah
salah satu film favorite saya, yang telah saya putar lebih dari sepuluh kali. Film yang
menceritakan kisah hidup Chris Gardner, seorang salesman yang berhasil menjadi
pialang saham dan menjadi milyarder. Film ini sangat sukses menginspirasi saya
sejak dulu sampai sekarang. Dimana film ini mengajarkan saya untuk terus
berusaha keras, mewujudkan pencapaian hidup yang saya impikan.
Suatu
hari, seorang teman saya, Adam Khoo, mengundang saya secara exclusif untuk
menghadiri sebuah seminar entrepreneur yang ia selenggarai, bernama Wealth Expo
2012 di Singapore. Yang paling mengejutkan hati dan membuat saya sangat
antusias untuk menghadiri seminar itu adalah, ia mengundang Chris Gardner
menjadi pembicara dalam seminar tersebut. Saya pasti akan datang! Janji saya
pada diri sendiri.
Sempat
sedih rasanya, ketika saya tahu bahwa acara tersebut akan digelar pada tanggal
1-2 September 2012. Karena tanggal 1 September, saya harus di Jakarta, dan
tanggal 3 September, saya harus ada di Jogjakarta. Walau jadwal saya begitu
padat, saya tidak menyerah dan tetap berharap agar bisa bertemu dengan Chris
Gardner. Karena itu, saya menanyakan pada Adam Khoo, tanggal berapa Chris
Gardner akan menjadi pembicara dalam seminar tersebut?
Ternyata
Tuhan sungguh baik, saya mendapat kabar dari Adam Khoo, bahwa Chris Gardner
akan berbicara di seminar tersebut pada tanggal 2 September 2012, dimana jadwal
saya ditanggal tersebut masih kosong.
Karena
satu-satunya kesempatan saya bisa melihat Chris Gardner ada di seminar
tersebut, maka saya memutuskan untuk kembali ke Singapore setelah acara saya di
Jakarta selesai.
1
September 2012, di Changi Airport Lounge, tanpa di duga-duga sebelumnya saya
mendapatkan sukacita luarbiasa yang tak akan pernah saya lupakan seumur hidup
saya. Saya melihat seorang pria tinggi tegap, berkulit hitam, yang kemudian
saya sadari sebagai Chris Gardner. Sebuah kejutan manis yang tak pernah saya
bayangkan, bahwa orang yang ingin saya temui selama ini, bahkan ada didepan
mata saya.
Karena
saya tidak pernah menyia-nyiakan setiap kesempatan, maka saya memberanikan diri
untuk menyapa beliau. Saya sangat bersyukur, karena bukan hanya mendapatkan
kesempatan emas untuk bertemu langsung dengan idola saya, tapi saya berdialog
cukup lama dengan beliau. Senang rasanya, seorang Chris Gardner memperlakukan
saya dengan sangat ramah dan kami berbincang layaknya seperti teman yang akrab.
Saya
katakan pada beliau, bahwa saya memang telah merencanakan untuk melihat beliau
di acara Wealth Expo, dan beliau pun menyambutnya dengan baik dan menunggu
kehadiran saya di backstage. Sempat terpikir dalam benak, apakah esok hari, beliau
masih akan mengingat saya? Karena
itu saya katakan padanya, ingatlah saya sebagai "Lady in Red and my name
is Merry". Karena warna merah adalah warna baju favorite saya.
Hari itu pun tiba, saya dengan
beberapa orang di backstage menunggu kehadiran Chris Gardner. Saya berkeinginan
untuk berbalas budi atas kebaikan hati beliau yang telah menyempatkan waktu
untuk bercengkrama dengan saya kemarin, karena itu saya membawa buku saya untuk
nantinya diberikan kepada beliau sebagai tanda terima kasih.
Rasa bahagia saya bertambah, saat
Chris Gardner memanggil dan mengingat nama saya, "Hey it's you, Mery. You
are a lady in red, right?". Terharu sekali bahwa saya masih diingat dengan
jelas oleh beliau.
Di pertemuan kami yang kedua
tersebut, saya memberikan buku yang telah saya persiapkan sebelumnya. Saya pun
tidak segan-segannya berkata pada beliau, betapa beliau sangat menginspirasi
saya, karena pengalaman hidup beliau hampir sama dengan apa yang saya alami
beberapa tahun yang lalu. Saya bercerita juga, bahwa buku tentang kisah hidup
saya tersebut, sebentar lagi akan diangkat menjadi layar lebar. Dan satu hal
yang cukup mengejutkan bagi saya adalah ketika mendengar respon dari beliau.
Beliau
bukan hanya sekedar mengucapkan selamat tapi beliau juga menanyakan pada saya
sebuah pertanyaan yang belum sempat terlintas jawabannya pada benak saya. Beliau
bertanya, jika suatu hari kisah saya diangkat menjadi film di hollywood,
kira-kira siapa artis yang cocok memerankan saya?
Pertanyaan
sulit tersebut, membuat saya berhutang jawaban pada beliau. Saya tertegun
ketika menyadari bahwa, selama ini saya adalah orang yang selalu bermimpi besar
tapi tidak pernah ada dipikiran saya untuk berpikir, artis hollywood siapa yah
yang akan peranin diri saya?
Pertemuan
yang hangat itu sangat membekas dalam hati saya sampai saat ini. Dan saya
sangat beruntung karena melalui pertemuan itu, pikiran saya menjadi terbuka
untuk jangan pernah takut bermimpi sesuatu yang lebih besar.
Terkadang
didalam hidup kita, kita sudah puas dengan mimpi kita. Kita takut untuk
bermimpi yang lebih besar, karena kita takut mimpi tersebut mustahil untuk
direalisasikan. Tanpa kita sadari ketakutan tersebutlah yang kemudian mengunci
mimpi kita hanya bersemayam dalam angan-angan dan tidak terwujudkan.
Mari
kita beranjak dari kotak ketakutan kita, dan kembali melangkah dan berkomitmen
untuk terus mengejar mimpi besar kita. Hasil akhir dari pencapaian sebuah mimpi
ada pada tangan kita sendiri. Apakah mimpi kita hanya akan menjadi sebuah ilusi
dalam sebuah lembaran-lembaran kertas, yang tak bermakna dan berakhir diantara
tumpukan sampah. Ataukah mimpi kita akan terwujud dan menjadi kisah indah yang
dapat menyemangati orang-orang lain diluar sana, yang juga sedang mengejar
mimpinya.
"It's your turn to make other
people inspired with your story.." adalah kata-kata yang Chris Gardner
ucapkan pada saya, dan masih melekat dalam memory. Inilah saatnya, bukan hanya
seorang saya, seorang Merry Riana, tapi juga seorang anda, yang sama-sama
berhasil mewujudkan mimpi-mimpi besar kita menjadi kenyataan dan
menginspirasikan orang-orang disekeliling kita.
(Ini kesaksian dari Merry Riana langsung, yg gua tulis sebagai PR waktu seleksi tahap3)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar