Sabtu, 13 April 2013

Berani Bermimpi Lebih Besar (Merry Riana dan Chris Gardner)

Ada beberapa hal yang akan mempengaruhi hidup kita.
Buku yang kita baca, musik yang kita dengarkan, dan film yang kita tonton. 

The Pursuit of Happiness, adalah salah satu film favorite saya, yang telah saya putar lebih dari sepuluh kali. Film yang menceritakan kisah hidup Chris Gardner, seorang salesman yang berhasil menjadi pialang saham dan menjadi milyarder. Film ini sangat sukses menginspirasi saya sejak dulu sampai sekarang. Dimana film ini mengajarkan saya untuk terus berusaha keras, mewujudkan pencapaian hidup yang saya impikan.

Suatu hari, seorang teman saya, Adam Khoo, mengundang saya secara exclusif untuk menghadiri sebuah seminar entrepreneur yang ia selenggarai, bernama Wealth Expo 2012 di Singapore. Yang paling mengejutkan hati dan membuat saya sangat antusias untuk menghadiri seminar itu adalah, ia mengundang Chris Gardner menjadi pembicara dalam seminar tersebut. Saya pasti akan datang! Janji saya pada diri sendiri.

Sempat sedih rasanya, ketika saya tahu bahwa acara tersebut akan digelar pada tanggal 1-2 September 2012. Karena tanggal 1 September, saya harus di Jakarta, dan tanggal 3 September, saya harus ada di Jogjakarta. Walau jadwal saya begitu padat, saya tidak menyerah dan tetap berharap agar bisa bertemu dengan Chris Gardner. Karena itu, saya menanyakan pada Adam Khoo, tanggal berapa Chris Gardner akan menjadi pembicara dalam seminar tersebut?

Ternyata Tuhan sungguh baik, saya mendapat kabar dari Adam Khoo, bahwa Chris Gardner akan berbicara di seminar tersebut pada tanggal 2 September 2012, dimana jadwal saya ditanggal tersebut masih kosong. 

Karena satu-satunya kesempatan saya bisa melihat Chris Gardner ada di seminar tersebut, maka saya memutuskan untuk kembali ke Singapore setelah acara saya di Jakarta selesai.

1 September 2012, di Changi Airport Lounge, tanpa di duga-duga sebelumnya saya mendapatkan sukacita luarbiasa yang tak akan pernah saya lupakan seumur hidup saya. Saya melihat seorang pria tinggi tegap, berkulit hitam, yang kemudian saya sadari sebagai Chris Gardner. Sebuah kejutan manis yang tak pernah saya bayangkan, bahwa orang yang ingin saya temui selama ini, bahkan ada didepan mata saya.

Karena saya tidak pernah menyia-nyiakan setiap kesempatan, maka saya memberanikan diri untuk menyapa beliau. Saya sangat bersyukur, karena bukan hanya mendapatkan kesempatan emas untuk bertemu langsung dengan idola saya, tapi saya berdialog cukup lama dengan beliau. Senang rasanya, seorang Chris Gardner memperlakukan saya dengan sangat ramah dan kami berbincang layaknya seperti teman yang akrab.

Saya katakan pada beliau, bahwa saya memang telah merencanakan untuk melihat beliau di acara Wealth Expo, dan beliau pun menyambutnya dengan baik dan menunggu kehadiran saya di backstage. Sempat terpikir dalam benak, apakah esok hari, beliau masih akan mengingat saya? Karena itu saya katakan padanya, ingatlah saya sebagai "Lady in Red and my name is Merry". Karena warna merah adalah warna baju favorite saya.

Hari itu pun tiba, saya dengan beberapa orang di backstage menunggu kehadiran Chris Gardner. Saya berkeinginan untuk berbalas budi atas kebaikan hati beliau yang telah menyempatkan waktu untuk bercengkrama dengan saya kemarin, karena itu saya membawa buku saya untuk nantinya diberikan kepada beliau sebagai tanda terima kasih. 

Rasa bahagia saya bertambah, saat Chris Gardner memanggil dan mengingat nama saya, "Hey it's you, Mery. You are a lady in red, right?". Terharu sekali bahwa saya masih diingat dengan jelas oleh beliau. 

Di pertemuan kami yang kedua tersebut, saya memberikan buku yang telah saya persiapkan sebelumnya. Saya pun tidak segan-segannya berkata pada beliau, betapa beliau sangat menginspirasi saya, karena pengalaman hidup beliau hampir sama dengan apa yang saya alami beberapa tahun yang lalu. Saya bercerita juga, bahwa buku tentang kisah hidup saya tersebut, sebentar lagi akan diangkat menjadi layar lebar. Dan satu hal yang cukup mengejutkan bagi saya adalah ketika mendengar respon dari beliau.

Beliau bukan hanya sekedar mengucapkan selamat tapi beliau juga menanyakan pada saya sebuah pertanyaan yang belum sempat terlintas jawabannya pada benak saya. Beliau bertanya, jika suatu hari kisah saya diangkat menjadi film di hollywood, kira-kira siapa artis yang cocok memerankan saya?

Pertanyaan sulit tersebut, membuat saya berhutang jawaban pada beliau. Saya tertegun ketika menyadari bahwa, selama ini saya adalah orang yang selalu bermimpi besar tapi tidak pernah ada dipikiran saya untuk berpikir, artis hollywood siapa yah yang akan peranin diri saya?

Pertemuan yang hangat itu sangat membekas dalam hati saya sampai saat ini. Dan saya sangat beruntung karena melalui pertemuan itu, pikiran saya menjadi terbuka untuk jangan pernah takut bermimpi sesuatu yang lebih besar. 

Terkadang didalam hidup kita, kita sudah puas dengan mimpi kita. Kita takut untuk bermimpi yang lebih besar, karena kita takut mimpi tersebut mustahil untuk direalisasikan. Tanpa kita sadari ketakutan tersebutlah yang kemudian mengunci mimpi kita hanya bersemayam dalam angan-angan dan tidak terwujudkan. 

Mari kita beranjak dari kotak ketakutan kita, dan kembali melangkah dan berkomitmen untuk terus mengejar mimpi besar kita. Hasil akhir dari pencapaian sebuah mimpi ada pada tangan kita sendiri. Apakah mimpi kita hanya akan menjadi sebuah ilusi dalam sebuah lembaran-lembaran kertas, yang tak bermakna dan berakhir diantara tumpukan sampah. Ataukah mimpi kita akan terwujud dan menjadi kisah indah yang dapat menyemangati orang-orang lain diluar sana, yang juga sedang mengejar mimpinya.

"It's your turn to make other people inspired with your story.." adalah kata-kata yang Chris Gardner ucapkan pada saya, dan masih melekat dalam memory. Inilah saatnya, bukan hanya seorang saya, seorang Merry Riana, tapi juga seorang anda, yang sama-sama berhasil mewujudkan mimpi-mimpi besar kita menjadi kenyataan dan menginspirasikan orang-orang disekeliling kita.


 (Ini kesaksian dari Merry Riana langsung, yg gua tulis sebagai PR waktu seleksi tahap3)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar