Kayaknya kalian mulai kecewa yah sama 2 cerita serem gua sebelumnya..
Ya mangap deh yah.. Kali ini guaserius bakal cerita serem!!! DIJAMIN!!!
Cerita ini tentang pencurian di makam kuno china. Suatu hari, di malam jumat kliwon, ada 2 orang kakak beradik yang sudah berpuluh-puluh tahun berprofesinya sebagai pencuri makam, sedang beroperasi. Kali ini mereka akan mencuri harta yang di makam Nona Meng Er, salah satu selir Yang Mulia Raja yang meninggal di diracuni oleh sang Ratu, karena jealous..
Jadi disana punya tradisi, kalau orang yang akan dikuburkan itu pasti didandani dengan sangat cantik dengan balutan baju kesayangan almarhum, ditambah dengan berbagai macam perhiasaan, mulai dari cincin, gelang, anting, dsb, untuk dikubur bersama-sama dengan mayatnya.
Hari saat itu sudah sangat larut, eh.. Pagi-pagi buta malah.. Si kakak yang bernama Bhen memberi tanda isyarat "aman" pada adiknya si Chong.. Chong pun segera menggali kuburan Nona Meng Er dengan sekop besi yang ia bawa, sementara si Bhen berjaga-jaga agar tidak ada satu orang pun yang melihat aksi mereka itu..
Crutttt~ cruttttt~ cruttttt~
Pasir demi pasir digali semakin dalam. Chong pun mulai berdiri lebih rendah dari si Bhen. Walau suasana saat itu sangat sepi, dan kuburan disana terkenal sangat angker, namun tidak mengurungkan niat si Bhen maupun Chong untuk mencuri.
Tupppppppp~
Suara ujung sekop si Chong mengenai dasar peti mati. Chong menggali makin cepat dan berhasil menyingkirkan pasir yang menghalangi peti mati si Nona Meng Er. Chong pun melempar sekopnya ke Bhen untuk ditangkap.
Chong membuka peti mati Nona Meng Er..
Krekkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk~
Peti mati yang suda tua dan usang itu nampak sedikit macet. Ketika dibuka, Chong melihat mayat Nona Meng Er, selir kesayangan Yang Mulia Raja yang sudah tidak cantik lagi. Separuh mukanya sudah hancur dan tinggal tengkorak, habis digerogoti belatung. Badan Nona Meng Er pun sudah berbau busuk, banyak sekali cacing dan tikus-tikus kecil keluar dari badannya. Tapi Bhen dan Chong lagi-lagi tidak takut, mungkin karena sudah terbiasa.
Chong mulai mempreteli perhiasan yang ada di mayat Nona Meng Er. Kalung dari lehernya. Cincin dari jemarinya, gelang dari pergelangan tangannya, serta beberapa keping uang emas yang terselip di dekat baju Nona Meng Er. Chong mengambil semua itu dan melemparkannya ke atas, dan kemudian di tangkap oleh Bhen yang sudah siaga di atas.
Chong telah mencuri semua harta yang ada pada mayat Nona Meng Er, dan ia hendak meninggalkan mayat itu dalam kondisi peti mati terbuka begitu saja. Namun, saat ia hendak manjat ke atas, ia melihat ada sebuah kilauan emas yang tertinggal di badan Nona Meng Er. Ternyata kilauan itu berasal dari gigi emas Nona Meng Er, yang ada di barisan atas. Chong segera mencabut gigi emas itu dengan paksa, sampai-sampai beberapa belatung menghinggapi tangannya. Setelah copot, Chong segera mengambil ancang-ancang untuk melemparkannya ke arah Bhen..
Namunnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn....
Ya mangap deh yah.. Kali ini gua
Cerita ini tentang pencurian di makam kuno china. Suatu hari, di malam jumat kliwon, ada 2 orang kakak beradik yang sudah berpuluh-puluh tahun berprofesinya sebagai pencuri makam, sedang beroperasi. Kali ini mereka akan mencuri harta yang di makam Nona Meng Er, salah satu selir Yang Mulia Raja yang meninggal di diracuni oleh sang Ratu, karena jealous..
Jadi disana punya tradisi, kalau orang yang akan dikuburkan itu pasti didandani dengan sangat cantik dengan balutan baju kesayangan almarhum, ditambah dengan berbagai macam perhiasaan, mulai dari cincin, gelang, anting, dsb, untuk dikubur bersama-sama dengan mayatnya.
Hari saat itu sudah sangat larut, eh.. Pagi-pagi buta malah.. Si kakak yang bernama Bhen memberi tanda isyarat "aman" pada adiknya si Chong.. Chong pun segera menggali kuburan Nona Meng Er dengan sekop besi yang ia bawa, sementara si Bhen berjaga-jaga agar tidak ada satu orang pun yang melihat aksi mereka itu..
Crutttt~ cruttttt~ cruttttt~
Pasir demi pasir digali semakin dalam. Chong pun mulai berdiri lebih rendah dari si Bhen. Walau suasana saat itu sangat sepi, dan kuburan disana terkenal sangat angker, namun tidak mengurungkan niat si Bhen maupun Chong untuk mencuri.
Tupppppppp~
Suara ujung sekop si Chong mengenai dasar peti mati. Chong menggali makin cepat dan berhasil menyingkirkan pasir yang menghalangi peti mati si Nona Meng Er. Chong pun melempar sekopnya ke Bhen untuk ditangkap.
Chong membuka peti mati Nona Meng Er..
Krekkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk~
Peti mati yang suda tua dan usang itu nampak sedikit macet. Ketika dibuka, Chong melihat mayat Nona Meng Er, selir kesayangan Yang Mulia Raja yang sudah tidak cantik lagi. Separuh mukanya sudah hancur dan tinggal tengkorak, habis digerogoti belatung. Badan Nona Meng Er pun sudah berbau busuk, banyak sekali cacing dan tikus-tikus kecil keluar dari badannya. Tapi Bhen dan Chong lagi-lagi tidak takut, mungkin karena sudah terbiasa.
Chong mulai mempreteli perhiasan yang ada di mayat Nona Meng Er. Kalung dari lehernya. Cincin dari jemarinya, gelang dari pergelangan tangannya, serta beberapa keping uang emas yang terselip di dekat baju Nona Meng Er. Chong mengambil semua itu dan melemparkannya ke atas, dan kemudian di tangkap oleh Bhen yang sudah siaga di atas.
Chong telah mencuri semua harta yang ada pada mayat Nona Meng Er, dan ia hendak meninggalkan mayat itu dalam kondisi peti mati terbuka begitu saja. Namun, saat ia hendak manjat ke atas, ia melihat ada sebuah kilauan emas yang tertinggal di badan Nona Meng Er. Ternyata kilauan itu berasal dari gigi emas Nona Meng Er, yang ada di barisan atas. Chong segera mencabut gigi emas itu dengan paksa, sampai-sampai beberapa belatung menghinggapi tangannya. Setelah copot, Chong segera mengambil ancang-ancang untuk melemparkannya ke arah Bhen..
Namunnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn....
Tiba-tibaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa.....
Ada sebuah tangan yang menangkap pergelangan tangan Chong!!!!!!
Seketika itu juga Chong langsung merinding. Dengan keberaniannya yang masih tersisa, ia menoleh ke arah tangan yang menggenggamnya itu. Benar saja, sebuah tangan yang pucat dengan kuku yang panjang, yang tengah menggenggamnya. Chong menelan ludah dan mencoba untuk menoleh ke belakang. Dan kagetlah ia, saat melihat mayat Nona Meng Er tengah terduduk tegap, dengan kepala tertunduk.
Chong sudah mulai gemetar dan kencing dalam celana. Kemudian terdengarlah suara yang pelan dan lirih dari mayat itu, berkata :
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Mas... mas... gigi atas di buang ke bawahhhhhh..."
jiaaaaaaaa~ serius amat merindingnya, wkwkkw..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar