El mengajak ku untuk bertemu dengannya di cafe siang ini. Aku menyogok Jack dengan selusin donut untuk membiarkan aku meninggalkan dia di kantor sendirian selama 3 jam kedepan.
"Mata gw uda kaya jengkol ga?" sambil menunjuk kearah matanya, ia menghampiri meja, tempat aku menyantap secangkir cappucino.. El memakai sweeter putih dan clana panjang jeans biru, ya meskipun ada kantung mata, dia tetap El manis yg ku kenal.
"Kenapa kok kayaknya muka lu kusut begitu?"
"Lagi PMS, jangan ganggu!!"
Ya ya ya, aku sangat tau El. Saat-saat seperti itu adalah saat-saat dimana aku hanya cukup untuk berdiam diri dan menemani duduk didekatnya, sampai moodnya kembali. Hahaha.. Kalau begitu, biarkan aku kembali ke memory saat dulu, saat pertama dia begitu panik setengah mati, menganggap bahwa dirinya sebentar lagi akan dijemput oleh ajal, padahal hanya gangguan kecil yang dialami setiap wanita.
Beranjak SMP, aku terpilih sebagai salah satu Osis. Dan kami mulai jarang pergi bersama ataupun pulang bareng. Karena itu, El menungguku didepan ruang Osis, jumat siang. Aku menghampirinya sebentar, dan dia mengajak ku untuk menonton di bioskop. Aku mengiyakan dan berjanji akan menjemputnya nanti malam.
El sejak SMP memang sudah insomnia, karena itu tak jarang ia sering mengantuk di kelas ataupun tertidur di bioskop saat kami sedang menonton.
"Ellllllllll.. bangun donkkk.. buset kebo amat sih nih anak.."
El mengucek-kucek matanya.. "Ehhhh, lahhh.. mana film nya?? habis yahhhhh??"
"TAMAT!!!" aku beranjak dari bangku ke arah pintu keluar..
"Eh, kok lu ga bangunin gw sih?? aduhhhhh, mubazir donk... arghhhhhhh.."
"Ya elo tidur kya kebo, uda gw bangunin kaga bangun-bangun,, makanya gw bilang apa?? JANGAN BERGADANG!!"
"INSOMNIA TAU!!! lu ga tau sih susah nya tertidur dikala malam datang.. Eh bentar gw mao pipis, tunggu disini"
Aku menunggunya di luar kamar mandi wanita.. 10 menit.. 20 menit.. 30 menit.. 30 menit lewat 5!! Oke, mudah-mudahan aku tidak terlalu terlambat untuk panik. Aku segera merogoh ponsel dan menelepon El.
Ternyata hari itu, untuk pertama kalinya dia merasakan PMS, hahaha.. Aku ke mini market dan membeli pembalut untuknya. Dan menyelinap masuk ke kamar mandi wanita dengan deg..deg..an..
Kalian mau tau, bagaimana dahsyatnya pengalaman membeli pembalut untuk wanita, ditengah keramaian mini market?? Dan menyelinap masuk ke kamar mandi wanita, dengan penuh rasa tidak nyaman karena sejumlah tatapan orang yg berada di dalam kamar mandi itu tertuju padamu?? Wowwww.. sepertinya saat itu aku juga sedang menahan kencing dicelana, hahaha..
Malu?? Gengsi?? Entah kenapa aku bahkan sama sekali tidak sempat untuk merasakan kedua hal itu.
Aku menunggunya di luar kamar mandi wanita.. 10 menit.. 20 menit.. 30 menit.. 30 menit lewat 5!! Oke, mudah-mudahan aku tidak terlalu terlambat untuk panik. Aku segera merogoh ponsel dan menelepon El.
"El, lama amat sih lu.. lu ngapain didalem?"
Tidak ada sepatah katapun dari El, hanya terdengar napas yg terpenggal-penggal, seperti sedang menangis.
"El, lu ga papa kan?? knapa lu??"
"Aduhhhh, gw berdarah... bentar lagi gw pasti mati!!" panik El diujung ditelepon
"Hah, berdarah gimana?? tenang.. tenang.. El.. ceritain ke gw lu knapa.."
Ternyata hari itu, untuk pertama kalinya dia merasakan PMS, hahaha.. Aku ke mini market dan membeli pembalut untuknya. Dan menyelinap masuk ke kamar mandi wanita dengan deg..deg..an..
Kalian mau tau, bagaimana dahsyatnya pengalaman membeli pembalut untuk wanita, ditengah keramaian mini market?? Dan menyelinap masuk ke kamar mandi wanita, dengan penuh rasa tidak nyaman karena sejumlah tatapan orang yg berada di dalam kamar mandi itu tertuju padamu?? Wowwww.. sepertinya saat itu aku juga sedang menahan kencing dicelana, hahaha..
Malu?? Gengsi?? Entah kenapa aku bahkan sama sekali tidak sempat untuk merasakan kedua hal itu.
Dari El, aku belajar untuk mengesampingkan gengsi ku..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar