Sabtu, 18 Februari 2012

Sekotak Kenangan (Part 12)

Aku, Dhea, dan nenek pergi kerumah pria itu. Nenek kelihatan sangat cantik hari itu, dia mengunakan baju merah, celana hitam dan syal hitam. Mungkin hari inilah yang ia tunggu-tunggu sejak berpuluh-puluh tahun yang lalu..

Kamipun tiba didepan rumah pria itu..

“Pagar rumahnya masih sama seperti yang dulu.” Kata nenek sambil memegangi pagar putih rumah pria itu.
“Ayu nenek, kita segera menemuinya.” Kata Dhea penuh semangat kemudian berlari ke arah pintu dan mengetuk pintu rumah pria itu.

Aku menuntun nenek yang jalannya sudah goyah, ke depan pintu rumah pria itu. Mata nenek berbinar-binar ketika melihat seseorang di masa lalunya membukakan pintu, nenek memeluknya.
“Kakkk.. sepertinya pria itu keturunan jepang yah, pantas saja nenek naksir.” Kata Dhea sambil terus memotret-motret nenek dan pria itu.
“Ssttttt.. kau ini, merusak adegan saja. Jangan bicara lagi, aku sedang menyimak.”
“Iyaaaa.. iyaaa.. aku diam..”

Melihat nenek menangis, pria itu tersenyum sambil berkata : “Seharusnya kau berhenti menungguku.”
Seketika itu juga, nenek tersinggung mendengar kata-kata dari pria itu dan langsung membalikkan badannya, dan memaksaku untuk segera mengantarnya pulang.

“Apa hanya begini saja??” Dhea kebingungan melihat nenek yang tanpa sepatah kata, meninggalkan pria itu.

Aku cukup tau bagaimana kesedihan yang nenek rasakan saat itu. Tanpa membahas apapun selama perjalanan pulang, aku mengantarkan nenek ke rumah. Sesampainya di rumah, seperti biasa kakek telah menunggunya didepan pintu, tapi nenek tidak menghiraukan kakek, dan masuk kerumah begitu saja. Kakek cukup menyadari bahwa sikap dari nenek itu menggambarkan kesedihan yang sedang ia rasakan, jadi kakek segera masuk kerumah dan menghibur nenek.
 

 ...

Hahhh.. Aku tidak menyangka, kalau kejadiannya berlalu begitu saja secara cepat. Setelah mengantar nenek pulang, aku memutuskan untuk berjalan-jalan santai sebentar untuk menghirup udara segar.

“Nona, apa itu kau??” tanpa kusadari, aku melewati sebuah toko tempat pria yang pernah membeli paku di mini marketku bekerja.

"Wahhh.. disini rupanya tokomu?? Aku tidak sadar kalau melewatinya."
"Hahaha.. apa kau mau mampir??"
"Iyaaaa.. kebetulan, aku sedang butuh teman untuk berbincang..”


to be continue..



Tidak ada komentar:

Posting Komentar