Jumat, 17 Februari 2012

Sekotak Kenangan (Part 3)

Kakek harus menjaga cucunya yang masih kecil, saat kedua orangtua anak tersebut sedang bekerja. Atas permintaan kakek, aku diminta tolong untuk mengantar nenek pulang ke rumah sehabis ia datang ke mini market tempatku bekerja, untuk membeli kertas origami. Jadi hal itu kulakukan setiap harinya. Kadang aku menuntun nenek selama perjalanan pula. Kadang pula nenek tidak mengenaliku dan menolakku untuk memapahnya, jadi aku akan mengawasi nenek dari belakang.
 
“Aku laparrrr..”
Suatu hari, nenek tiba-tiba mengeluh lapar saat sedang ku antar pulang.

 
“Nenek, di dekat sini ada sebuah cafe yang punya banyak makanan enak. Bagaimana kalau kita mampir sebentar untuk makan?”
“Iyaaaa..”

 
Aku membawa nenek ke cafe yang ku maksud, karena ramai sekali dan tidak ada tempat duduk yang tersisa di dalam, jadi aku dan nenek duduk di bagian ruangan terbuka. Sambil menunggu makanan yang kami pesan datang, aku membantu nenek melipat kertas origami yang ia beli hari itu, menjadi burung-burungan kertas.
“Wah nenek, kau pintar sekali melipatnya..”

 
Nenek tidak menghiraukanku dan terus melipat dengan seksama. Tak lama kemudian, tiba-tiba turun hujan sangat deras. Aku dan nenek langsung panik dan menyelamatkan burung-burungan kertas yang telah kami buat. Kami berlari ke dalam cafe untuk berteduh. Hampir seluruh burung-burungan kertas yang kami buat basah kena hujan. Baju nenekpun ikutan basah. Aku harap nenek tidak sakit karena masuk angin.
 

...
 
Lee bekerja di perusahaan asing tempat ia direkomendasikan oleh universitasnya. Lee bekerja sangat giat dan penuh semangat. Lingkungan di kantor, teman-teman kerja, semuanya menyenangkan, kecuali satu hal...

 
“Skyyyyyyyyy...” seorang wanita tiba-tiba memeluk Lee.
“Nyonya, anda siapa?? Lepaskannn.. lepaskan pelukanmu..”
“Skyyyyy.. kau kemana saja?? Kenapa kau menjadi kurus seperti ini, aku sangat merindukanmu.”
“Nyonya, aku bukan Sky, aku Lee..”
“Ellllll...” presiden direktur memanggil nama wanita itu dan membantu Lee melepaskan pelukannya.
“Selamat siang pak presdir..”
“Siang, siapa kau?”
“Aku staff baru di bagian keuangan, namaku Lee.”
“Lihat Sam, dia Sky kan??” kata wanita itu kepada presdir.
“Dia memang mirip sekali, tapi dia bukan Sky..” presdir memperhatikan Lee dengan seksama.
 

...
 
Pak presdir mengajak Lee berbincang-bincang sambil minum kopi di Cafe Sunday.
“Maafkan istriku, dia begitu kehilangan sahabat kecilnya yang bernama Sky. Dia mirip sekali denganmu.”
“Kalau boleh tau, memangnya dimana Sky berada?”
“Dia telah meninggal 7 tahun yang lalu karena sebuah kecelakaan saat merekam sessi pemotretan prawedding kami. Diam-diam, semasa hidupnya Sky mencintai sahabatnya sendiri, El. Sky telah menjaga El sangat baik, sebagai bentuk cintanya. Tapi sekalipun dia tidak pernah mengungkapkan perasaannya kepada El. Usai di hari pernikahan kami, seorang teman kerja Sky memberikan sebuah dvd film yang berisikan gambar-gambar El, yang di rekam oleh Sky. Rekaman sejak mereka bermain bersama waktu kecil, sampai besar. Temannya itu juga memberitahu alamat blog Sky, tempat Sky menceritakan semua tentang kisah mereka. Dari situlah El baru tau, kalau Sky diam-diam mencintainya.”




to be continue..

1 komentar: