Cinta Alien
Dua mahluk aneh itu ada di hadapan gua sekarang. Dengan gaun dan jas yang mereka pilih hasil perdebatan selama berjam-jam. Meski mereka sangat amat teramat menyebalkan, dan merengut masa-masa remaja gua yang mestinya indah dengan jalan percintaan mereka yang autis dan rumit, tapi memang gak bisa gua pungkiri bahwa inilah ending yang sangat gua idam-idamkan.
Nama gua Dhea, semua orang memanggil gua dengan sebutan Dhe.
Gua sekarang duduk di kelas 3 SMP ternama di Jakarta, ya eyalah ternama kalo
gak punya nama gimana nyebutnya tuh sekolah?!?
Gua gadis yang langsing, enerjik,
dan punya berjuta-juta harapan layaknya
anak remaja seusia gua, dan salah satu harapan terbesar gua adalah menjadi
kekasih Adit.
Tapi rasanya mimpi-mimpi dan harapan gua itu mulai
terabaikan semenjak kehadiran 2 mahluk aneh di kehidupan gua ini.
Di suatu hari yg gua jadikan peringatan hari tersial seumur
hidup gua adalah, ketika gua dipaksa kenalan dengan seorang cowok bernama Denny.
Cowok anak semester 3 jurusan Hukum, berbadan tinggi tegap, berkepala besar,
memiliki ujung dagu yang lancip, kedua bola mata seperti kucing sangat tajam
dan ujugnya runcing, kuping yang caplang, hidung yang pesek, bibir yang cuma
segaris, kepalanya berantena, berkulit berwarna hijau dan dia hanya memiliki 4
jari pada tangan maupun kakinya, alat deteksi di otak gua pun mengenalinya
dengan sebuah spesies, bernama: ALIEN!!
Alien kedua, bernama Ribka, panggil aja dia dengan sebutan
Ika. Kakak perempuan gua, yang lagi pamer pacar barunya (Denny) dan memaksa gua
untuk mengenal bagaimana rempongnya Cinta Alien. Dan dari situlah awal
penderitaan gua.
Pertama kalinya gua
naik UFO
Mamih tiba-tiba telepon tepat 5 menit setelah jam pulang
sekolah. Dan dia bilang kalau Pak Mamang (supir yang biasa jemput gua pulang
sekolah), mendadak pulang kampung tadi pagi karena anaknya lagi sakit, jadi
hari ini si Ika yang akan jemput gua di sekolah.. Tunggu.. tunggu.. berhenti
sejenak.. ya sampai di situ, coba ulangi!!
“jadi hari ini si Ika yang akan jemput gua di sekolah..”
“jadi hari ini si Ika yang akan jemput gua di sekolah..”
Gak salah?!? Mo jemput pake apa dia, Ika kan gak bisa
nyetir?!? Kalau jemput pakai taxi, kenapa gak gua sendiri aja yang pulang naik
taxi? Repot amat..
Baru aja otak gua berputar-putar mengimajinasikan nasib
kepulangan gua sampai ke rumah, eh uda ada mobil yang suaranya beti sama bajaj,
berisik abis, persis kaya suara kenalpot keselek kodok, berhenti tepat di
gerbang sekolah gua.. Tin.. tin.. klaksonnya ga berhenti berbunyi. Mobil yang di cat sana sini, persis
kaya buto ijo bertatto, gradiasi warna itu mobil dari moncong ke buntut maksa
banget. Berani tarohan hayuk?? Kalau mobil itu gua kasih liat ke Ibu Liz (guru
kesenian) sebagai hasil karya seni gua, pasti langsung dikasih nilai D-, dan
disuruh remet.
Tin..tin..tin.. kali ini klaksonnya berbunyi 3 kali. Aduh
siapa sih orang yang mau di jemput?? Sumpah demi dewa matahari yang buka cabang
dimana-mana, pasti anak ini bakal tensin abis kalau ketauan sama temen-temennya
dijemput sama mobil super duper norak abesss..
Salah satu kaca terbuka dari mobil itu, dan...
“Dheeeeeeeeeeeeeeeeee... dheeeeeeeeeeee...” terdengar suara dari dalam mobil norak itu.
Shit!! Tuhan pencipta langit dan bumi, jangan bilang orang
yang gua liat di balik kaca itu si Alien Ika!! Oh no.. itu berarti gua lah
orang yang dijemput dengan mobil super duper norak abess itu, anjrittt.. Gua
mempercepat langkah gua untuk segera masuk ke mobil sambil menutupi muka gua
dengan binder yang ada ditangan gua.. Mudah-mudahan si Nancy, Mellisa, atau
Grace gak liat gua barusan.
“Haiiiiiiiiii...” sapa si Denny sembari memutar setir mobil
“Apaan nih den? Mobil apa kaleng cat? Warna warni gini, ga
maching..”
“Wessssss, gila lo sembarangan kalo ngomong. Ini mobil balap
coi, keren kannn.. Coba cari di pelosok Jakarta, Cuma gua nih yang punya nih
mobil!!”
Palelu mobil balap, menurut gua ini lebih cocok disebut
sebagai mobil urak-urakan. Warna badan mobilnya aja uda kayak cincin si Tessy,
blink blink warna warni, nabrak sana nabrak sini. Yaeyalah lu bisa bilang kalau
nih mobil gak akan lu temuin di pelosok Jakarta, taruhan sama gua, gembel pun
kalau dikasi nih mobil gratis, uda pasti nolak dan meludah.. Mana tempat duduk
keras gini kaya bangku kopaja, ini ada busanya gak sih?!? Biar gua tebak, pasti
ini mobil dibeli dengan harga di bawah 50 juta dan pake nawar!! Hmm.. Alangkah
indahnya kalau ini bukan di sebut sebagai mobil, tapi UFO!! Ya ya ya.. rasanya
lebih cocok disebut UFO, apalagi menampung alien alien dari planet autisnus,
upsss.. kecuali gua loh..
to be continue..
to be continue..
ni cerita siapa yang nulis, ntar aja kalau da waktu ku baca abis ^^!!..tetapi lumayan awalnya entar balik baca lagi
BalasHapus